Pantai tak pernah kehilangan pesonanya. Gelombang air laut, pasir yang lembut, sinar mentari, angin semilir, dan gelak tawa sahabat selalu membuatmu ingin kembali.
Lewat status di media sosial, kabar tentang keindangan pantai di Indonesia begitu mudah tersebar. Travelling kini kian menjadi tren, dan travel blogger semakin banyak bermunculan sehingga pantai menjadi objek wisata yang mendatangkan ratusan (bahkan ribuan) orang datang setiap harinya.
Advertisement
Sayangnya, kini keindahan pantai di Indonesia kian memudar. Air laut kotor berwarna kecoklatan dan berbau tidak sedap, kerusakan terumbu karang dan hutan bakau, dan air laut terasa gatal jika tersentuh kulit.
Limbah industri yang mengandung bahan kimia memang turut berpartisipasi atas pencemaran air laut, yang arusnya membawa limbah sampai ke pantai. Namun pencemaran terbesar di pantai justru disebabkan karena tak semua pengunjung memiliki kesadaran tinggi dalam menjaga kebersihan pantai. Jumlah jejak langkah kaki di pasir pantai, berbanding lurus dengan jumlah sampah yang tertinggal.
Yakin mau membiarkannya tercemar atau membuatnya semakin buruk?
Advertisement
Yuk, lebih peduli dan ikut melestarikan pantai mulai dari diri sendiri. Caranya:
Ini hal yang paling mudah: Buang sampah pada tempatnya. Simpan pembungkus makanan dan minuman di tas, sama seperti saat kamu membawanya ke sana.
Apa yang ada di pantai, biarkan tinggal di pantai. Meski kamu sangat ingin menyimpan memori dari pantai tersebut, tak perlu mengambil batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
Ikut gerakan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai. Bingung bagaimana caranya? Kamu tak perlu melakukannya sendirian. Bergabunglah bersama aktivis pecinta lingkungan yang rutin mengadakannya.
Pantai dan laut yang bebas sampah membuatmu semakin nyaman untuk menikmati matahari terbenam bersama sahabat.